PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Remaja merupakan salah satu periode
kehidupan yang dimulai dengan perubahan biologis pada masa pubertas dan diakhiri
dengan masuknya seseorang ke dalam tahap kedewasaan. Dua ratus tahun yang lalu,
periode ini tidak dikenali.
Kata-kata ‘remaja' belum digunakan, dan masa perkembangan hanya dibedakan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Munculnya kemampuan bereproduksi yang disebut dengan ‘pubertas‘ menjadi batas antara dua tahap perkembangan ini
Kata-kata ‘remaja' belum digunakan, dan masa perkembangan hanya dibedakan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Munculnya kemampuan bereproduksi yang disebut dengan ‘pubertas‘ menjadi batas antara dua tahap perkembangan ini
Munculnya tahap remaja dalam periode
kematangan seksual dan sosial ditandai dengan semakin berkembangnya
kompleksitas masyarakat. Sejalan dengan makin beragamnya fungsi sosial, semakin
meningkat pula kualifikasi yang diperlukan dalam dunia kerja. Hal ini mendorong
berkembangnya pendidikan formal. Secara bersamaan, peraturan yang melarang
penggunaan tenaga kerja anak-anak, semakin meningkatnya usia harapan hidup, dan
faktor lain yang berpengaruh terhadap transformasi sosial memberikan sumbangan
terhadap semakin mantabnya masa remaja sebagai salah satu tahap perkembangan
yang penting.
Untuk waktu yang lama, remaja dimaknai
sebagai masa transisi, tidak lebih dari masa selintas menuju kedewasaan, masa
yang ditandai dengan instabilitas dan keresahan. Meskipun remaja bermasalah
tidak bisa dianggap mewakili kelompok usia remaja secara keseluruhan, pada saat
yang bersamaan remaja dipandang sebagai periode emosi yang tidak stabil dan
terganggu, serta masa pemberontakan.
Saat ini, dengan pengetahuan ilmiah pada
proses pengalaman remaja, masa remaja secara luas dipandang sebagai periode
pertumbuhan yang bersemangat, dan kemajuan personal yang pesat. Pertumbuhan
bukan secara murni terdiri dari aspek biologis dan pubertas, tetapi juga
perubahan mental dan sosial yang membantu membentuk kepribadian masa dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tugas-tugas Perkembangan
Robert Havighrust (Adam &
Gullota, 1983) melalui perspektif psikososial berpendapat bahwa periode yang
beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas
perkembangan yang khusus. Tugas-tugas ini berkaitan erat dengan perubahan
kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama, dan hal lainnya
sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidupnya.
Selanjutnya
Havighrust (1961) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu sebagai berikut :
A
developmental task is a task which arises at or about a certain period in the
life of the individual, successful achievement of which leads to his happiness
and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the
individual, disapproval by society and difficulty with later task.
Maksudnya,
bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode
tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat
berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas-tugas berikutnya; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas
perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang
seyogianya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase
perkembangannya. Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai
social expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya
menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang
disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Setiap
individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa
periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai serangkaian
tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap individu.
Sebab, kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu akan
memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Seorang
ahli psikologi yang dikenal luas dengan teori-teori tugas-tugas perkembangan
adalah Robert J. Havighust (Hurlock, 1990). Dia mengatakan bahwa tugas
perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode
tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase
bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.
Akan tetapi, kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan
dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan tersebut
beberapa diantaranya muncul sebagai akibat kematangan fisik, sedangkan yang
lain berkembang karena adanya aspirasi budaya , sementara yang lain lagi tumbuh
dan berkembang karena nilai-nilai dan aspirasi individu.
Munculnya
tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut :
1.
Kematangan fisik, misalnya
a.
belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki
b.
belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin
yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual.
2.
Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya
a.
belajar membaca
b.
belajar menulis
c.
belajar berhitung
d.
belajar berorganisasi.
3.
Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri,
misalnya
a.
memilih pekerjaan
b.
memilih teman hidup.
4.
Tuntutan norma agama, misalnya
a.
taat beribadah kepada Alloh
b.
berbuat baik kepada sesame manusia.
Tugas-tugas perkembangan
mempunyai tiga macam tujuan yang sangat bermanfaat bagi individu dalam
menyelesaikan tugas perkembangan, yaitu sebagai berikut:
1.
Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa
yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.
2.
Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk
melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang
kehidupannya.
3.
Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang
akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya
akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya.
Tugas-tugas
perkembangan ada yang dapat diselesaikan dengan baik, ada juga yang mengalami
hambatan. tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas perkembangan
dapat menjadi suatu bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas
perkembangan, yaitu sebagai berikut :
a)
Harapan-harapan
yang kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial mengharapkan perilaku
di luar kemampuan fisik maupun psikologis.
b)
Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan
sebagai akibat kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu.
c)
Adanya krisis yang dialami individu karena melewati
satu tingkatan ke tingkatan yang lain.
B.
Keragaman Tugas-Tugas Perkembangan
Menurut Havighurst, ada sejumlah tugas perkembangan yang
harus diselesaikan dengan baik oleh remaja, yaitu sebagai berikut :
A.
Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman
sebaya baik pria maupun wanita.
a.
Hakikat Tugas, Mempelajari anak perempuan sebagai
wanita dan anak laki-laki sebagai pria, dan belajar memimpin tanpa menekan
orang lain.
b.
Dasar Biologis, Secara bologis manusia terbagi atas dua
jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Kematangan seksual dicapai selama masa
remaja ini.
c.
Dasar Psikologis, Peserta didik belajar untuk
bertingkah laku sebagai orang dewasa sedang dalam jenis kelamin lain peserta
belajar menguasai keterampilan sosial.
B.
Mencapai Peran Sosial Pria dan Wanita
a.
Hakikat Tugas, Mempelajari Peran Sosial Sebagai Pria
dan Wanita berdasarkan jenis kelamin.
b.
Dasar Biologis, Ditinjau dari kekuatan fisik si gadis
menjadi orang yang lebih lemah bila di bandingkan dengan pria.
c.
Dasar Psikologis
C.
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara
Efektif
a.
Hakikat Tugas, Menjadi bangga keadaan atau
sekurang-kurangnya toleran dengan tubuh sendiri serta menggunakannya secara
efektif.
b.
Dasar Biologis, Perkembangan peserta didik di sertai
dengan pertumbuhan fisik dan seksual.
c.
Dasar Psikologis
d.
Perubahan bentuk tubuh disertai dengan perubahan sikap
dan minat peserta didik.
D.
Mencapai kemandirian kemandirian Emosional dari orang
tua dan orang dewasa lainnya.
a.
Hakikat Tugas, Bertujuan untuk membebaskan sifat
kanak-kanak yang selalu menguntungkan diri pada orang tua.
b.
Dasar Biologis, Tugas ini terletak pada kematangan
seksual individu
c.
Dasar Psikologi, Pada masa ini peserta didik mengalami
sikap ambiualen terhadap orang tuanya.
E.
Mencapai jaminan kebebasan ekonomis
a.
Hakikat tugas, Ini adalah merasakan kemampuan membangun
kehidupan sendiri.
b.
Dasar biologi, Tak ada dasar biologis yang berarti
untuk, melaksanakan tugas ini meskipun kekuatan dan keterampilan fisik memang
sangan bermanfaat untuk mencapai tugas ini.
c.
Dasar psikologis, Berkaitan erat dangan hasrat untuk
berdiri sendiri.
F.
Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan
a.
Hakikat tugas, Ini adalah memilih pekerjaan yang
memerlukan kemampuan, serta mempersiapkan pekerjaan ini.
b.
Dasar biologis, Ukuran dan kekuatan badan pada sekitar
usia 18 tahun sudah cukup kuat dan tangkas untuk memiliki dan menyiapkan diri
memperoleh sesuatu lapangan pekerjaan.
c.
Dasar psikologis, Dari hasil penelitian mengenai minat
di kalangan peserta didik, ternyata pada kaum peserta didik yang berusia 16
sampai 19 tahun, minat yang utama tertuju untuk pemilihan dan mempersiapkan
lapangan pekerjaan.
G.
Persiapan untuk memasuki pekerjaan dan kehidupan
berkeluarga
a.
Hakikat tugas, Ini adalah mengembangkan sikap yang
positif terhadap kehidupan berkeluarga dan mempunyai anak, khusus untuk gadis
inilah memperoleh pengetahuan pengalaman yang penting bagi pengelolaan rumah
dan pengurusan anak.
b.
Dasar biologis, Hasil kematangan seks yang normal
adalah ketertarikan antar lawan jenis kelamin, ketertarikan ini menjadi
perkawinan.
c.
Dasar psikoilogis, Sikap peserta didik terhadp
perkawinan varibilitasnya besar ada yang menunjukkan ras takut, ada pulka yang
menunjukkan perkawinan adalah sebagai kebahagian hidup
H.
Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang
penting kompetensi kewarganegaraan Negara
a.
Hakikat tugas, Ini adalah mengembangkan konsep tentang
hukum politik, ekonomi, dan kemasyarakatan yang penting untuk kehidupan
bermasyarakat.
b.
Dasar biologis, Sistem saraf dan otak telah mencapai
tahap ukuran kedewasaan pada usia 14 tahun.
c.
Dasar psikologis, Sebagai hasil dari kombinasi
perbedaan biologis yang dibawa sejak lahir dan perbedaan pengalaman, adolesen
menunjukkan kemampuan kejiwaan yang cukup besar, perbedaan individu dalam
perkembangan kejiwaan ini secara prinsipil erat hubungannya dengan konsep-konsep,
minat dan motovasi.
I.
Mencapai dan menharapkan tingkah laku sosial yang
bertanggung jawab
a.
Hakikat tugas, Ialah berpartisipasi sebagai orang yang
bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat dalam bertingkah laku.
b.
Dasar biologis, Tidak ada, tugas ini berkaitan erat
dengan masyarakat terhadap individu, kecuali kalau menerima adanya insting
sosial pada manusia ataupun memandang alttruisme yang dilakukan peserta didik
merupakan sublimasi dari pada dorongan seks.
c.
Dasar psikologis, Proses untuk mengikat individu kepada
kelompok sosialnya berlangsung sejak orang dilahirkan.
J.
Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan sistem etika
sebagi pedoman tingkah laku.
a.
Hakikat tugas, Membentuk suatu himpunan nilai-nilai
yang realisasinya memungkinkan mengembangkan niat yang ditandai untuk
merealisasikan nilai-nilai, mendefinisikan tempat menusia dalam dunia fisik dan
dalam hunbungannya dengan manusia lain, gambaran dunia dan suatu nilai untuk
kepentingan hubungan dengan yang lain.
b.
Dasar psikologis, Fakta hasil observasi menunjukkan
bahwa banyak anak muda yang menaruh perhatian pada problem filosofis dan agama.
C. Usaha Sekolah untuk Membantu Pencapain
Tugas Perkembangan
1.
Usaha membatu pencapaian tugas no. 1, diantaranya :
a.
Membahas
dalam diskusi kelompok tentang sikap yang mengutamakan kepentingan orang lain
dan penampilan menarik perlu bagi remaja untuk membina keakraban dengan lawan
jenis.
b.
Melatih
siswa untuk selalu bersikap positif, altruistik, empati, control emosi dan
penampilan menarik
2.
Usaha
membantu tugas perkembangan no.2, diantaranya:
a.
Melakukan
bimbingan kelompok yang terjadwal
b.
Melatih
mereka untuk melaksanakan peranan baik sebagai wanita dan sebagai pria sesuai
dengan nilai agama, ilmu pengetahuan dan adat istiadat.
c.
Menciptakan
kondisi belajar yang mepupuk kerjasama agar masing-masing remaja dapat
melaksanakan peranannya sesuai dengan jenis kelamin
d.
Memberi
model teman sebaya, guru dan orang yang dikagumi remaja tentang peranan-peranan
yang disesuaikan dengan jenis kelamin.
3.
Usaha
membantu tugas perkembangan no. 3, diantaranya:
a.
Memberikan
informasi tentang bagaimana merawat fisik sesuai dengan jenis kelamin
b.
Melakukan
diskusi atau bimbingan kelompok untuk membahas permasalahan yang menyangkut
perawatan dan mengunakan fisik mereka dengan sebbaik-baiknya.
4.
Usaha membantu
pencapaian tugas perkembangan no. 4, diantaranya :
a.
Diskusi atau
bimbingan kelompok yang membahas mengapa dan bagaimana emosi remaja yang
mandiri dan cara mengatasi emosi yang dialami remaja.
b.
Personel
sekolah harus menampilkan emosi yang positif.
c.
Guru
menghargai dengan sifat menyokong remaja yang menampakan emosi yang positif.
d.
Membicarakan
dengan orang tua tentang bagaimana bertingkah laku emosional positif terhadap
remaja agar remaja berkembang emosinya secara positif.
5.
Usaha
membantu tugas perkembangan no. 5, diantaranya:
a.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengelola koperasi sekolah
b.
Melakukan
pengembangan bakat khusus yang benar-benar dapat digunakan untuk mencari
penghasilan pada masa sekarang atau masa yang akan datang.
6.
Usaha
membantu tugas perkembangan no. 6, diantaranya :
a.
Memperkenalkan potensi-potensi yang dimiliki
b.
Memperkenalkan
berbagai pekerjaan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat dalam rangka
memelihara dan memanfaatkan potensi
c.
Membantu
kayakinan dalam diri remaja tentang kerja keras
d.
Memberi
penilaian yang tinggi kepada remaja-remaja yang kreatif dalam melakukan hal
yang positif.
7.
Usaha
membantu tugas perkembangan no.7, diantaranya :
a.
Memberikan pengalaman menyusun kurikulum
b.
Melakukan
metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk memecahkan masalah-masalah.
c.
Metode
pembelajaran untuk mengerjakan kerjasama
8.
Usaha dalam
membantu tugas perkembangan no. 8, diantaranya:
a.
Memperkaya
siswa tentang kehidupan sosial
b.
Memperkenalkan
siswa remaja secara langsung kepada kehidupan lembaga sosial yang nyata.
9.
Usaha
pencapaian tugas no. 9, diantaranya:
a.
Memperkenalkan
filsafat hidup sesuai dengan nilai-nilai agama, ilmu pengetahuan dan budaya.
b.
Memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengamati sampai seberapa jauh filsafat hidup
berperan dalam kehidupan keluarga.
D.
Usaha Pendidikan dalam Mengembangkan Tugas-Tugas
Perkembangan Remaja
Rekomendasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Perlu
adanya upayapenyempurnaan kebijakan berhubungan dengan pelaksanaan program Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah
2. Pendidikan
budi pekerti perlu diintegrasikan dalam mata pelajaran civics, pendidikan
agama, dan mata pelajaran lain yang relevan.
3. Perlu
dirumuskan kebijakan pendidikan yang bersinergis dalam rangka mewujudkan
lingkungan sosial yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan nilai-nilai
budi pekerti dalam diri siswa, dalam ketiga lingkungan pendidikan keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
Implikasinya:
1. Melakukan kajian ulang tentang kekuatan dan
kelemahan dalam pengajaran PMP dan PPKn, sehingga tidak cukup berkesan dalam
pembinaan budi pekerti siswa
2. Merumuskan
Program Pendidikan Budi Pekerti dan strategi pelaksanaannya, yang lebih sesuai
dengan tuntutan masyarakat, yakni menjadi sarana yang efektif dalam rangka
pembinaan kepribadian siswa
3. Merumuskan
program pengintegrasian materi pendidikan budi pekerti dalam mata
pelajaran civics, pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang relevan
pelajaran civics, pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang relevan
4. Merumuskan
norma dan strategi kerja sama yang bersinergik dengan orang tua/wali dalam
rangka pembinaan budi pekerti siswa
5. Menyusun
dan melaksanakan program pembinaan kemampuan profesional dan kepribadian guru,
sehingga guru dapat menjadi sosok teladan yang berwibawa di hadapan siswa
6. Merumuskan
norma kehidupan sekolah, sebagai acuan bagi guru, karyawan dan siswa, dalam
rangka mewujudkan lingkungan sosial yang kondusif, memberikan keteladanan, dan
membiasakan pengalaman norma-norma sosial yang ideal kepada siswa
7. Menyusun
program pengkajian ulang tentang kebijakan evaluasi pendidikan yang berhubungan
dengan mata pelajaran yang memuat materi pendidikan budi pekerti saat ini
8. Merumuskan
kerja sama yang bersinergik dengan berbagai instansi terkait
BAB III
KESIMPULAN
Havighrust mendefinisikan
tugas perkembangan, adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu
periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan
fase bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas
berikutnya. Akan tetapi, kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan
kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada pusakan penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Ada sejumlah tugas perkembangan remaja yang penting, yaitu :
a)
Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan
teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis
b)
Mencapai peran sosial maskulin dan feminine
c)
Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya
secara efektiF.
d)
Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan
orang dewasa lainnya
e)
Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
f)
Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerjA.
g)
Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan
kehidupan keluarga
h)
Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual
untuk tercapainya kompetensi sebagai warga Negara
i)
Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat
dipertanggungjawabkan secara social
j)
Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai
pedoman perilaku. (Havighurst dalam Hurlock, 1973).
Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut
Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi
tugas-tugas tersebut, yaitu:
1.
Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan
dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi,
penyesuaian sosial, tugas dan nilai-nilai.
2.
Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat
status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian,
kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak
yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Ali, Mohammad. Psikologi Perkembangan : Aksara
http://lmupsikologi.wordpress.com/2009/12/11/tugas-perkembangan-remaja/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar